Jumat, 08 Februari 2008

BELAJAR DARI SICANTIK SATIVA part 2

EDISI SAMBUNGAN..........


cerita ini lanjutan dari postingan beberapa waktu yang lalu, tentang anak pertama saya.....

pasca kegagalan saya memenuhi permintaan anak saya untuk membuat coklat yang berbagai bentuk untuk dijual pada teman-temannya,kami berdua mengalami kebingungan....wah gimana ya ma? kakak nggak jadi jualan coklat dong?!"

Duh saya jadi trenyuh melihat kesedihan anak saya yang tidak jadi berbisnis.......
untuk menenangkan hatinya saya katakan; "nak, setiap kita punya kemauan yang kuat untuk melakukan sesuatu, pasti akan ada jalan INSYA ALLAH"

saya mengatakan hal itu bukan hanya basa-basi agar dia tidak lagi menanyakan tentang keinginannya berbisnis coklat....tapi sungguh-sungguh ingin menegaskan padanya agar tidak berputus asa.

Alhamdulillah....apa yang saya katakan menjadi kenyataan.....

Suatu hari secara tidak sengaja kami (saya dan ketiga anak saya) bersilaturrahmi ke teman lama saya yang sudah lama tidak dikunjungi......

PUCUK DICINTA ULAM PUN TIBA, saya jadi ingat pepatah ini...karena ternyata teman saya itu sudah beberapa bulan ini memproduksi coklat untuk anak-anak dengan bentuk-bentuk yang lucu-lucu. COCOK, begitu teriak anak saya......

Singkat kata dibuatlah kesepakatan antara anak saya dengan teman produsen coklat tersebut, bahwa kakak Tiva akan mencoba berjualan coklat 20 batang setiap harinya.

coklat itu diambil sebelum sekolah........


(lanjutan ceritanya dipostingan mendatang)


Niek