Rabu, 15 April 2015

TANAMKAN JIWA WIRAUSAHA SEDINI MUNGKIN




Saya jadi geli melihat aktivitas putra ke 3 saya. dia begitu sibuk. Lari-lari dari lapangan, membuka dompet besar yang ada dibawah meja, kembali lagi kelapangan, kok ga ada capeknya. Dibelakangnya ada yang mengikuti beberapa bocah sebayanya. Yang mebuat saya geli adalah kegiatan transaksi yang dilakukan putra saya dan teman-temannya. Apalagi  yang dia jual kali ini, batin saya. mengingat selama ini dari antara putra-putri saya, Firdaus (putra ketiga) lah yang aktif melakukan kegiatan penjualan. Sepertinya apa saja bisa dijadikan barang dagangan. Saat musim gambaran, ia rajin memainkannya sampai melimpah ruah koleksinya, dan ternyata itu semua dilakukan karena ingin menjualnya kembali. Saat musim layang-layang, ia ikut mengejar layang-layang putus, tapi bukan untuk dimainkan melainkan dijual. Duh putra saya ini. Ternyata kali ini yang dijualnya adalah kelereng.

Dia juga terkenal pandai menawar saat belanja dan tak mau ditawar saat menjual. Saya jadi ingat ketika pak gurunya membeli darinya boneka untuk dihadiahkan pada kekasih pak guru. Dengan segala macam strategi pak guru merayu untuk dikurangi harganya, tapi dengan cerdas bocah kelas 3 Sekolah Dasar itu mempertahankan harga dagangannya.
“please Firdaus, kurangi sepuluh ribu aja deh, buat beli bungkusan kadonya.” Rayu pak guru
“Oh, nanti saya yang beliin kertas kadonya aja pak, buat bonus, nanti dibungkusin sekalian, ya kan ma?” jawabnya pintar, sambil memberi kode pada saya. saya tersenyum.
“Firdaus ganteng deh, diturunin dong harganya..” ternyata pak guru juga belum menyerah.
“wah pak, nanti saya rugi kalo diturunin.”
Dan proses negosiasipun gagal dilakukan pak guru. Ah, Firdaus…  firdaus

***
 Saya tidak pernah bercita-cita memiliki anak dokter atau presiden atau menteri atau pegawai baik PNS maupun Swasta. Saya menginginkan anak-anak saya menjadi pengusaha SUKSES yang bisa mensukseskan orang lain.
Betapa Rasululloh SAW, teladan kita mencontohkan hal itu. Beliau berbisnis sejak usia belia. Mengikuti ekspedisi dagang keluar Negri bersama paman beliau sejak usia beliau masih sangat muda. Kesuksesan beliau dalam mengembangkan bisnis Khodijah tidak diragukan lagi, hingga kemudian menarik hati Khodijah untuk menjadikannya tidak hanya sekedar partner bisnis.
Berangkat dari Inspirasi tauladan kita itulah, Maka sejak kecil putra-putri saya, saya libatkan dalam kegiatan yang berkaitan dengan wirausaha. Saya memulainya dengan pemahaman terhadap uang dan bagaimana cara mendapatkannya. Mereka tidak diberikan uang jajan sebelum melakukan upaya.
Saya melihat kebanyakan orangtua memanjakan anak dengan kemudahan-kemudahan, sekolah diantar sampai pintu masuk kelas, tas dibawakan, uang jajan besar (malu kalau anak lain jajan, sementara anaknya melongo). Jadi lumrah kalau anak-anak tak punya daya juang untuk mendapatkan sesuatu. Lumrah jika jiwa wirausaha tidak tumbuh dalam diri mereka.
Wirausaha itu bukan semata dagang, tapi jiwa wirausaha itu jiwa kemandirian, jiwa perjuangan, sikap bertanggung jawab dan semangat memuliakan.
Yuk… tanamkan jiwa kewirausahaan dalam diri putra-putri kita

Semoga bermanfaat
Salam Cinta Buah Hati (SCBH)

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Ternyata mb Niek ada di sini juga.. Mengasyikan baca ceritanya... Dan yang lebih penting dari sekedar mengasyikan adalah terinspirasi, dan berkaca. Sepertinya saya belum seulet faisal.. hihii