Kamis, 13 Maret 2014

KEAJAIBAN PELUKAN, PELUKAN MEMBUAT PUTRA-PUTRI KITA BERPRESTASI

Dipeluk orang tua? Saya tak ingat persisnya kapan orangtua saya terakhir memeluk saya, tapi seingat saya, sejak saya sekolah tingkat dasar SD, sepertinya tak pernah ada pelukan atau ciuman dari orangtua saya. Saya menceritakan ini bukan karena ingin membuka aib dari orangtua saya. justru ketika pencerahan demi pencerahan saya dapatkan belakangan ini, saya jadi memahami mengapa para orangtua sangat jarang, bahkan ada yang tak pernah sama sekali memeluk anaknya, saat si anak beranjak besar. Dampak dari itu, seperti yang saya rasakan adalah, rasa risih kalau harus memeluk dan dipeluk. Maka sepanjang ketika saya belum mereformasi diri, saya tak pernah memeluk dan tak ingin dipeluk, termasuk memeluk putra-putri saya. Dan saya merasakan keringnya tangki cinta dalam diri saya juga dalam diri putra-putri saya. Akibatnya adalah mereka menjadi anak-anak yang minderan, tak berprestasi (biasa-biasa saja) dan tak bersemangat.


Itu saya beberapa tahun lalu, yang risih dipeluk dan memeluk. Kalau Ayah bunda melihat saya saat ini, maka akan didapati perbedaan yang sangat-sangat jauuuh, perubahannya sampai 180 derajat. Saya bisa dengan enjoy memeluk putra-putri saya setiap hari. Bahkan saya bisa memeluk orang yang baru saya kenal (sesama perempuan lho) dalam pelatihan-pelatihan saya. Dan yang lebih penting lagi adalah, pelukan itu bukan hanya sekedar pelukan formalitas, melainkan pelukan yang didasari rasa kasih dan sayang.
Tak mudah memang membuat perubahan yang sudah terlanjur mendarah daging dalam diri. Aneh saat pertama kali melakukannya. Tapi melalui latihan yang terus menerus dan tekad yang kuat untuk berubah dan memberi dampak itulah, maka perubahan menjadi semakin nyata dan permanen. Ditambah lagi dengan pengetahuan kita tentang manfaat dari PELUKAN, maka akan semakin semangat dalam melakukannya pada keluarga kita (ingat ya, bukan keluarga orang lain)

Mengapa pelukan demikian penting dan perlu saya bahas diblog ini?

Saya ingin mengajak ayah-bunda untuk mencermati fenomena yang terjadi baru-baru ini, seorang sahabat yang tega membunuh sahabatnya sendiri, seorang anak yang tega menyiksa ibunya, seorang ibu yang mampu menghabisi nyawa putra-putri kanduingnya dan  berderet-deret kisah tak manusiawi lainnya yang dipertontonkan dihadapan kita. Apakah anak-anak itu tak berpendidikan? Owh sangat tidak. Apakah anak-anak itu tak diberi didikan agama? Juga tidak. Lalu mengapa ini bisa terjadi? Saya meyakini, bahwa peran penting dari berbagai sikap yang dilakonkan anak-anak kita belakangan ini adalah karena PONDASI dari dalam RUMAH yang tidak dibangun kuat. Tengoklah betapa sibuknya ayah-bunda zaman ini, kedua-duanya bekerja, berangkat dinihari, pulang larut malam. Hampir tak pernah menyentuh anaknya, boro-boro menyentuh, melihat anaknya saja tak sempat karena capek. Tahu-tahu anaknya sudah bisa lari, padahal sepertinya baru kemarin melahirkan, tahu-tahu putrinya sudah punya pacar, padahal sepertinya  kemarin masih  pakai seragam Taman Kanak-kanak. Bagaimana mungkin membangun PONDASI kuat jika ayah-bunda jarang berinteraksi dengan buah  hati. Bahkan perkembangan putra-putri kita yang lebih mengetahuinya adalah “mbak”nya. Anak kita menangis jika “mbak” pergi, sementara bundanya pergi ekspresinya datar-datar saja. Eits, kebanyakan ayah-bunda yang saya jumpai seringnya mengeluarkan alasan, kan kebutuhan susu mereka mahal, kan bayar sekolahnya  mahal dan kan-kan lainnya yang kemudian bisa meng”halal”kan kesibukan karier kita dan membiarkan anak bertumbuh bersama “mbak”nya yang memiliki pendidikan minim, yang tak pernah kita upgrade pengetahuannya (takut nanti membangkang dan pindah cari yang lebih baik). Jadi anak kita diasuh oleh orang dengan kualitas minim, jauh dari kualitas Ayah-Bunda yang direktur diperusahaan A, manajer area perusahaan B, yang sekolahnya sampai perguruan tinggi, tak sedikit juga dengan lulusan luar negri. Pantaslah kalau kemudian perilaku putra-putri kita meniru “mbak”nya. Eh kita masih mau ngeles juga dengan mengatakan, tapi anakku aku sekolahkan disekolah INTERNASIONAL. Saya mau jawab: tetap saja toh diantarnya oleh “mbak”, disiapkan bajunya oleh “mbak” dijemputnya oleh “mbak”, ditemani ngerjakan PR oleh “mbak”. So, “mbak” forever, setiap nafasnya bersama “mbak”.

Saya tak menampik betapa kita hidup dizaman serba MAHAL, butuh dana banyak untuk membesarkan putra-putri kita. Tapi apakah dengan alasan itu kemudian kita mengkerdilkan pentingnya membangun PONDASI untuk putra-putri kita??? Saya rasa jawabnya tidak, karena putra-putri kita punya hak atas masa depan yang HEBAT, kesuksesan mereka adalah kesuksesan orangtuanya. Saya ingin Anda membaca arrtikel ini saat tenang agar tak salah memahami maksud saya, dan segera merekonstruksi ulang PONDASI putra-putri kita.
Nah, mulailah dengan PELUKAN. Pelukan saya rasa tidak memerlukan begitu banyak waktu, dan bisa dilakukan kapan saja ketika anak kita terjaga. PELUKAN hangat orang tua adalah sebuah MIRACLE untuk putra-putrinya (saya menangis saat mengetik bagian ini, karena saya kehilangan banyak moment memeluk putra-putri saya atas nama ketidak tahuan, atas nama kekerdilan ilmu saya), dan karena itulah saya tak ingin Ayah-Bunda seperti saya, yang harus berusaha lebih keras saat saya mulai menyadari kesalahan dan putra-putri saya sudah mulai beranjak REMAJA.

KEAJAIBAN PELUKAN               

Yuk, kita lihat keajaiban pelukan menurut para ilmuwan:

1.    Sebuah penelitian yang dibuktikan oleh para dokter dari Universitas North California di Chapel Hill, menyebutkan bahwa bagi seorang wanita yang memiliki pernikahan harmonis, mereka terbiasa memeluk pasangannya selama 20 detik dan dilakukan dua kali dalam sehari. Jika ayah-bunda memiliki hubungan yang sehat dan harmonis, maka otomatis anak-anakpun akan tumbuh kreatif dan percaya diri. So, mulailah memelihara dan memperbaiki (bagi yang sudah mulai garing) hubungan penuh kasih sayang diantara ayah-bunda. Saya mau tanya, sudah berapa lama Anda tak saling memeluk? Sudah berapa lama sejak putra-putri Anda bertambah besar, Anda tak lagi memeluknya. Sebelum terlambat Ayah-bunda, kita bisa memulainya saat ini juga, saat Anda selesai membaca artikel saya ini. Dan kemudian jadikanlah sebagai sebuah tradisi dalam keluarga Anda. 20 menit sebelum berangkat kerja, 20 menit saat kembali kerumah.

2.    Pelukan memberikan efek positif bagi kepercayaan diri anak dan membuat jantung lebih sehat.

3.    Pelukan meningkatkan kadar oksitosin yaitu sebuah hormon pereda stres yang menyehatkan jantung.

AJAIB bukan???? Tak perlu menunggu waktu luang untuk melakukan itu, tak perlu menunggu waktu yang tepat (karena setiap waktu itu tepat) untuk segera melakukannya, juga tak perlu menunggu sudah gajian untuk memulainya. Sekarang saatnya Ayah-Bunda…. Sekarang saatnya. Bangun PONDASI kuat dari rumah ANDA, agar tak terjadi kekacauan dalam tatanan masyarakat kita. PERAN Anda menentukan nasib masa depan putra-putri Anda dan menentukan nasiib bangsa ini pula.


Semoga Bermanfaat
Nikmah Nursyam

Salam Cinta Buah Hati (SCBH)


Tidak ada komentar: