Rabu, 25 Desember 2013

REWARD AND PUNISHMENT

TRIAL and ERROR, begitulah saya dalam proses membentuk kebiasaan-kebiasaan baik untuk putra-putri saya. Membuat mereka tepat waktu dalam memenuhi panggilan sholat misalnya. Beberapa cara dari buku maupun seminar saya terapkan untuk membuat anak-anak mau dengan senang hati melaksanakan sholat tepat waktu di Masjid untuk yang putra. Beberapa metode tidak berhasil diterapkan. Mereka masih enggan bergegas pergi ke Masjid, padahal jarak masjid ke rumah sangat dekat.

Suatu kali saya mencoba dengan memberikannya Hadiah (REWARD). Mulailah saya membeli mainan-mainan yang disukai anak seusia mereka, mulai dari robot-robatan besar, mobil-mobilan keren sampai pistol-pistolan untuk hadiah bagi anak yang tepat waktu sholat 5 waktu. 
Dimalam hari setelah selesai mempersiapkan buku sekolah, kami berkumpul untuk membahas dan mengumumkan permainan itu.


Saya buatkan Chart Report untuk memudahkan mengontrol perolehan Reward masing-masing anak. Begini aturannya: 
* yang sampai dimasjid sebelum adzan selesai berkumandang akan mendapatkan emoticon :) dimasing-masing waktu sholat, sementara bagi yang terlambat mendapat emoticon :( dan bagi tang tidak sholat dimasjid atau tertinggal berjamaah mendapat emoticon "marah"

* Setiap minggunya emoticon "senyum" diakumulasi, dan pada jumlah tertentu mendapatkan hadiah mobil-mobilan. Dan pada setiap bulannya juga akan ada akumulasi bulanan, dalam jumlah tertentu akan mendapatkan hadiah robot keren.

Begitulah peraturan itu berjalan beberapa bulan saja. Mereka sangat bersemangat di tiga bulan pertama, tapi seterusnya .................tak berjalan seperti yang diharapkan.
Selidik punya selidik ternyata mereka tak termotivasi dengan hadiahnya. (sedih)
Inilah bentuk keegoisan saya sebagai seorang ibu, mengukur segala sesuatunya dari diri sendiri. Saya pikir anak-anak saya akan suka dengan mainan yang memang digandrungi anak-anak lain. Padahal kalau di runut sejarahnya (cieeee sejarah), sejak kecil kami tak pernah membiasakan anak-anak menyukai mainan, dari kecil mereka diakrabkan dengan buku-buku, alhasil, mereka bosan ketika disodori hadiah mainan.

Setelah proses EVALUASI, saya menyadari kesalahan tersebut, maka pada rapat dengar pendapat (wah sudah seperti anggota dewan aja ya) dengan anak-anak, didapatkan keputusan, bahwa hadiahnya akan diganti dengan membeli buku dan jalan-jalan di toko BUKU. Wah enak sekali pikir saya punya anak-anak begini :D

Apakah kemudian selesai disitu dan terbentuklah kebiasaan DISIPLIN mereka dalam waktu sholaaaat....?
Penasaraaaaan  bagaimana akhirnya? simak dalam artikel selanjutnya ya......


Tidak ada komentar: