Senin, 06 Januari 2014

REWARD AND PUNISHMENT 2

Halo Bunda.... Halo Ayaaah... Apakabaar, wah baru sempat buka blog lagi. Maklumlah ibu rempong, banyak urusannya.

Mau melanjutkan cerita tentang Reward and Punishment, masih pengen tahu ga Bunda???? (mauuu...mauuu...;) )

Ternyata apa yang saya terapkan kali ini, hanya mampu berjalan 4 bulan saja, selanjutnya saya melihat KEBOSANAN pada putra-putra saya. Hadiah buku dan jalan-jalan ke toko buku bukan lagi HADIAH menarik untuk mereka.  Anak-anak mulai melanggar kesepakatan untuk sholat tepat waktu di Masjid. Dan itu membuat saya jadi kecewa, yah kecewa pada diri saya sendiri yang tak mampu mendisiplinkan mereka. Saya jadi kurang bersemangat. kurang lebih satu bulan saya OFF, tidak lagi mendisiplinkan mereka, sampai kemudian sebuah kesadaran menggugah SEMANGAT  saya untuk memulainya lagi. Kalau bukan saya, siapa lagi yang akan membimbing mereka, begitu pikir saya. Kalau tidak dari sekarang, saat mereka masih sangat belia, mau kapan lagi? menunggu mereka dewasa dan menyadarinya sendiri? Wah, terlalu beresiko. ya, kalau mereka menemukan kesadaran, kalau tidak, bagaimana?


Sebelum memulai kembali program-program disiplin diri, saya memulainya dari diri saya sendiri. Saya harus memberi CONTOH, begitu pikir saya. Bagaimana  mungkin anak-anak akan merubah diri kalau kita orangtuanya tak memulai melakukannya.

Mulai saat itu, saya berusaha keras untuk menepatkan waktu sholat ( walaupun saya dilahirkan oleh kedua orangtua muslim dalam lingkungan orang-orang yang memeluk Islam, akan tetapi saya belumlah melaksanakan perintah-perintah dalam agama secara baik, saya sering terlambat sholat, bahkan sering juga bolong-bolong sholatnya, maka memulai tepat waktu sholat bukanlah hal yang ringan bagi saya... beraaaat), 5 menit sebelum waktu sholat datang saya sudah menggelar sajadah. Begitu setiap hari selama 3 minggu, dan pada minggu ke empat, setelah saya rasa, saya sudah mulai terbiasa disiplin dalam menepatkan waktu sholat, saya ajak putra-putri saya untuk mempraktekkannya.

Tapi ternyata, contoh saja tidak cukup. Memang dengan contoh, mereka akan lebih mudah melaksanakannya, tapi itu tak cukup untuk membuat mereka bersemangat dalam melaksanakannya.
Jadilah, kembali saya merenung... apa kira-kira yang dapat membuat mereka tergerak untuk melaksanakannya.

YES! Reward and Punishment. Kalau dulu saya hanya memberikan Reward, kini saya menambahkannya dengan Punishment. Apakah Punishmentnya??? Jika muadzdzin selesai mengumandangkan Adzan mereka belum sampai di Masjid maka, mereka mendapatkan hukuman mencari tanah (yang akan dijadikan media tanam) 3 ember kecil. Sementara Reward diberikan setelah satu minggu konsisten tidak terlambat. Agar mereka tak bosan, saya menggantinya secara berkala jenis Rewardnya.

Alhamdulillah sampai dengan hari ini, mereka secara otomatis, akan berlari menuju Masjid saat Adzan berkumandang, termasuk waktu Shubuh, dan dalam segala situasi, entah panas bahkan saat hujan angin, mereka tetap pergi ke Masjid.
Tak ada teriakan, tak ada adu argumen untuk membuat mereka pergi ke Masjid. Alhamdulillah

Bunda... Ayah... setiap orangtua punya style sendiri untuk mendisiplinkan putra-putrinya, tapi yang terpenting adalah, lakukanlah dengan CINTA dan CONTOH nyata dari kita orangtuanya.


Semoga bermanfaat
Salam Cinta Buah Hati (SCBH)


Tidak ada komentar: