“Mrs. Phillips, You were wrong!”
itulah jawaban seorang siswa melalui bukunya bertahun-tahun setelah peristiwa
yang terjadi disekolahnya. Buku yang
dipersembahkan untuk gurunya Mrs. Phillips yang ditulis untuk menyangkal
perkataan gurunya yang salah dalam meramalkan masa depannya. Sebuah pembuktian
yang hebat dari seorang siswa yang dianggap tak bisa menjadi apa-apa dalam
hidupnya.
Ya, dialah Peter J. Daniels,
seorang pengusaha SUKSES yang pernah direndahkan oleh gurunya ketika duduk di
bangku kelas 4 sekolah dasar. Nyonya Phillips ketika itu tak henti-hentinya
melecehkan ketidak mampuan Peter Daniels dalam membaca.
“Peter Daniel, kamu sama sekali
tidak bagus. Kamu adalah apel busuk dan kamu tak akan pernah menjadi orang yang
berarti.” Umpatnya dalam kelas
Menyakitkan, menusuk sampai ke
ulu hati.
Memang Peter Daniels adalah siswa
yang buta huruf, bahkan sampai dengan usia 26 tahun, ia masih buta huruf. Tapi bukankah
tak ada hak bagi siapapun untuk melecehkan siapapun dimuka bumi ini sekalipun
ia buta huruf, sekalipun ia tak mampu, sekalipun ia belum menjadi siapa-siapa? Karena
kita tak pernah tau akan menjadi apakah seseorang di masa yang akan dating. Kita
tidak tahu seberapa mencengangkankah ia mengguncang dunia. Kita juga tak tahu
seberapa butuhkah kita kelak terhadapnya.
***
Begitu juga kita terhadap
putra-putri kita……..
Ayah… Bunda, berapa ribu kalimat negative yang telah kita lontarkan kepada putra-putri kita???
Berapa ratus umpatan-umpatan menyakitkan yang kita ucapkan terhadap buah hati
kita? Kita sering mengatas namakan “DEMI KEPENTINGAN ANAK-ANAK”, “DEMI MASA
DEPAN MEREKA” dan lainnya, lalu kita dengan sengitnya melontarkan
kalimat-kalimat intimidatif yang kita bilang untuk menyemangati mereka; “begini
aja ga bisa!” “ditaro dimana si otaknya?!”, “pake dong otaknya!” dan kata-kata
lain dengan berbagai macam variasi, ada yang soft, tak sedikit pula yang
GARANG.
Tak sadarkah kita, bahwa
kata-kata tersebut sangat menyakitkan mereka. Jika saja mereka mau menjawab,
pastilah jawabannya akan menyakitkan kita pula. Tak sedikit anak-anak yang
menjadi frustasi dengan kalimat-kalimat negative tersebut. Maka mereka
bertumbuh menjadi anak-anak yang looser, tak percaya diri, malas, pengganggu
dan lainnya. Walaupun akan kita temui anak-anak yang diumpat kemudian bangkit
bersemangat dan menjadi pribadi SUKSES. Tapi jumlahnya sangat-sangat sedikit.
So, Ayah… Bunda, mulailah menata
kata-kata kita saat rasa kesal muncul, atau saat anda kecewa terhadap
putra-putri ANda. Tahanlah diri agar tidak mengucapkan kalimat-kalimat yang
negative. Daripada mengucapkan “kamu malas banget sih.” Lebih baik anda ganti
dengan, “bunda suka banget kalau adek rajin.” Katakana apa yang menjadi
keinginan Anda, bukan apa yang tidak Anda inginlkan terjadi pada mereka.
Kata-kata orangtua adalah doa bagi putra-putrinya. Maka BERHATI-HATILAH!!
Semoga bermanfaat
Salam Cinta Buah Hati (SCBH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar