Minggu, 12 Januari 2014

YOU WERE WRONG!


“Mrs. Phillips, You were wrong!” itulah jawaban seorang siswa melalui bukunya bertahun-tahun setelah peristiwa yang terjadi disekolahnya. Buku  yang dipersembahkan untuk gurunya Mrs. Phillips yang ditulis untuk menyangkal perkataan gurunya yang salah dalam meramalkan masa depannya. Sebuah pembuktian yang hebat dari seorang siswa yang dianggap tak bisa menjadi apa-apa dalam hidupnya.
Ya, dialah Peter J. Daniels, seorang pengusaha SUKSES yang pernah direndahkan oleh gurunya ketika duduk di bangku kelas 4 sekolah dasar. Nyonya Phillips ketika itu tak henti-hentinya melecehkan ketidak mampuan Peter Daniels dalam membaca.

“Peter Daniel, kamu sama sekali tidak bagus. Kamu adalah apel busuk dan kamu tak akan pernah menjadi orang yang berarti.” Umpatnya dalam kelas
Menyakitkan, menusuk sampai ke ulu hati.
Memang Peter Daniels adalah siswa yang buta huruf, bahkan sampai dengan usia 26 tahun, ia masih buta huruf. Tapi bukankah tak ada hak bagi siapapun untuk melecehkan siapapun dimuka bumi ini sekalipun ia buta huruf, sekalipun ia tak mampu, sekalipun ia belum menjadi siapa-siapa? Karena kita tak pernah tau akan menjadi apakah seseorang di masa yang akan dating. Kita tidak tahu seberapa mencengangkankah ia mengguncang dunia. Kita juga tak tahu seberapa butuhkah kita kelak terhadapnya.
***
Begitu juga kita terhadap putra-putri kita……..
Ayah… Bunda,  berapa ribu kalimat negative yang telah  kita lontarkan kepada putra-putri kita??? Berapa ratus umpatan-umpatan menyakitkan yang kita ucapkan terhadap buah hati kita? Kita sering mengatas namakan “DEMI KEPENTINGAN ANAK-ANAK”, “DEMI MASA DEPAN MEREKA” dan lainnya, lalu kita dengan sengitnya melontarkan kalimat-kalimat intimidatif yang kita bilang untuk menyemangati mereka; “begini aja ga bisa!” “ditaro dimana si otaknya?!”, “pake dong otaknya!” dan kata-kata lain dengan berbagai macam variasi, ada yang soft, tak sedikit pula yang GARANG.
Tak sadarkah kita, bahwa kata-kata tersebut sangat menyakitkan mereka. Jika saja mereka mau menjawab, pastilah jawabannya akan menyakitkan kita pula. Tak sedikit anak-anak yang menjadi frustasi dengan kalimat-kalimat negative tersebut. Maka mereka bertumbuh menjadi anak-anak yang looser, tak percaya diri, malas, pengganggu dan lainnya. Walaupun akan kita temui anak-anak yang diumpat kemudian bangkit bersemangat dan menjadi pribadi SUKSES. Tapi jumlahnya sangat-sangat sedikit.
So, Ayah… Bunda, mulailah menata kata-kata kita saat rasa kesal muncul, atau saat anda kecewa terhadap putra-putri ANda. Tahanlah diri agar tidak mengucapkan kalimat-kalimat yang negative. Daripada mengucapkan “kamu malas banget sih.” Lebih baik anda ganti dengan, “bunda suka banget kalau adek rajin.” Katakana apa yang menjadi keinginan Anda, bukan apa yang tidak Anda inginlkan terjadi pada mereka. Kata-kata orangtua adalah doa bagi putra-putrinya. Maka BERHATI-HATILAH!!

Semoga bermanfaat

Salam Cinta Buah Hati (SCBH)

Tidak ada komentar: