Selasa, 08 Oktober 2013

YUK BERI MEREKA TELADAN

Tidak ada lagi teriakan,
"maaaaas sholaaaat..."
"Deeeeek sholaaat...."
Dulu, aku harus berteriak seperti yang dilakukan kebanyakan para Bunda agar putra-putriku mau menunaikan sholat lima waktu. Rasanya sulit sekali meminta mereka untuk segera melaksanakan sholat. Ada-ada saja alasan yang dikemukakan.
"laper ma, makan dulu." begitu kadang alasannya untuk bisa menunda sholat, padahal kalau diminta makan alasannya tidak lapar, atau
"mau mandi dulu ma,"begitu dalihnya, lalu menghilang setelah mandi.
Dan masih banyak lagi cara untuk menghindar melaksanakan sholat 5 waktu.
Tapi itu dulu Bunda, tidak untuk sekarang dan mudah-mudahan seterusnya demikian. Kini setiap adzan berkumandang putra-putraku bergegas dan berlomba-lomba mencapai masjid sebelum Adzan selesai berkumandang. Kini tidak ada lagi teriakan, seperti yang masih dilakukan sahabat-sahabat, atau tetangga kami.
Bagaimana dengan Bunda?Apakah Bunda masih harus meminta putra putri Bunda sholat? Wah tentu tak nyaman sekali ya. Yuk dengar cerita saya, mengapa kini putra putri saya dengan ringan dan senang hati melangkah ke Masjid.
***

Penyakit pertama yang teridentifikasi dan menyebabkan sulitnya saya meminta mereka sholat adalah "SAYA", bunda mereka. Yup, saya juga sering bahkan bisa dikatakan hobby menunda waktu sholat. Astaghfirullohal 'Adziiim.
Darimanakah teladan bisa mereka dapatkan kalau saya, orang pertama dalam hidup mereka, yang dilihatnya setiap hari tidak melakukan apa yang dimintakan pada anak-anak? Sungguh tidak adil bagi anak-anak, kita orang dewasa menuntutnya berlaku taat, sementara orang dewasa tak memberinya contoh.
>> Maka hal pertama yang saya lakukan adalah memperbaiki sholat saya, mulai dari ketepatan waktu sholat, hingga kualitas bacaannya.
>> Dalam sholat itulah saya mohon ampunan, karena telah mendholimi anak-anak saya dengan perlakuan tidak adil saya yang hanya bisa menuntut. Dalam doa saya menangis dan sungguh-sungguh ingin memperbaiki diri.
>> Saya melakukan perbaikan secara konsisten selama 3 bulan, menepatkan dan sepanjang waktu itu pula saya tidak berteriak meminta anak-anak menunaikan sholat, saya memintanya dengan damai tanpa memaksa, walaupun sering ditolak. Sungguh tidak adil jika saya memaksa mereka, padahal saya baru menemukan kesadaran saja sudah setua ini.


To be Continue.....






 


Tidak ada komentar: